Emas Melonjak Terkait Perang Dagang, Arah Suku Bunga

Emas melambung pasca kerugian satu hari tertajam tahun ini karena para pelaku Pasar mengkaji dampak perang dagang Presiden AS Donald Trump terhadap arah suku bunga di waktu kedepan.
Dalam wawancara hari Kamis dengan Bloomberg Television, Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan perusahaan mungkin mulai memberhentikan sejumlah pekerja jika tingkat Tarif agresif diberlakukan kembali, dan ia akan mendukung pemangkasan suku bunga dalam skenario tersebut untuk melindungi Pasar kerja.
Sementara itu, Presiden Fed Bank of Cleveland Beth Hammack mengatakan kepada CNBC bahwa bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga paling cepat pada bulan Juni jika memiliki bukti yang jelas tentang arah ekonomi.
Para pelaku berspukulasi bahwa Fed dapat memangkas suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi untuk mencegah resesi karena perang dagang Trump. Itu positif untuk Emas batangan karena tidak memberikan bunga. Prospek bullish untuk Emas didukung oleh kesiapan Fed yang jelas untuk melonggarkan kebijakan dan kekhawatiran bahwa AS mungkin menghadapi tantangan dalam mendanai utangnya di bawah rezim Tarif baru Amerika, kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities.
Emas mengalami perjalanan yang tidak stabil pekan ini, awalnya mencapai rekor tertinggi di atas $3.500 per ons pada hari Selasa, sebelum mencatat kemerosotan selama dua hari. Kenaikan awal didorong oleh posisi perdagangan Trump yang keras terhadap Tiongkok, serta pernyataan yang menyerang Fed. Pembalikan tersebut mengikuti perubahan sikap presiden.
Emas naik 1,1% menjadi $3.323,50 per ons pada pukul 11:45 pagi di New York, setelah sebelumnya naik sebanyak 2,4% dalam sesi tersebut. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun 0,2%. Perak merosot sementara platinum dan paladium menguat.(yds)
Sumber: Bloomberg