Perak Terkoreksi Pasca Gedung Putih Melunakkan Sikapnya Terhadap Hubungan Dagang AS-Tiongkok

Harga Perak (XAG/USD) turun ke dekat $33,30 selama jam perdagangan Amerika Utara pada hari Kamis (24/4) dari level tertinggi hampir tiga minggu di $33,70 yang tercatat sebelumnya pada hari itu. Logam putih terkoreksi karena investor mulai berharap akan adanya penurunan signifikan dalam perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Keyakinan investor terhadap normalisasi hubungan dagang antara dua negara adikuasa terbesar di dunia meningkat setelah Presiden AS Donald Trump memastikan akan membuat kesepakatan dengan Beijing. “Pembahasan dengan Beijing berjalan dengan baik, dan saya pikir kita akan mencapai kesepakatan,” kata Trump pada hari Selasa.
Selain itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent telah mengisyaratkan bahwa kedua negara dapat mengurangi Tarif tambahan yang baru-baru ini diberlakukan. “Saya tidak berpikir kedua belah pihak percaya bahwa tingkat Tarif saat ini dapat dipertahankan, jadi saya tidak akan terkejut jika Tarif tersebut turun secara bersama-sama,” kata Bessent pada hari Rabu.
Sebuah laporan dari Wall Street Journal (WSJ) menunjukkan pada hari Rabu bahwa Gedung Putih dapat menurunkan bea masuk tambahan sekitar 50%-65%.
Sementara itu, Tiongkok telah memberikan ultimatum kepada AS untuk “membatalkan sepenuhnya semua tindakan Tarif sepihak” jika menginginkan pembicaraan perdagangan, menurut juru bicara dari kementerian perdagangan Tiongkok, Financial Times (FT) melaporkan.
Komentar positif dari Washington untuk menyelesaikan sengketa perdagangan antara AS dan Tiongkok telah mengurangi kekhawatiran akan gejolak ekonomi global. Secara teoritis, skenario tersebut membebani permintaan safe haven dari harga Perak. Namun, peningkatan hubungan di antara mereka meningkatkan permintaan Perak sebagai logam industri.
Perak memiliki aplikasi dalam berbagai industri, seperti Kendaraan Listrik (EV), aliansi elektronik, tenaga listrik dan kabel, pertambangan, dll. (Arl)
Sumber: Fxstreet