Dolar AS mengalami kemunduran besar pada hari Kamis (24/4), karena investor pesimis atas kurangnya kemajuan dalam meredam perang dagang antara AS-Tiongkok kembali muncul menyusul selingan optimisme pada hari sebelumnya.
Aset AS, termasuk Dolar AS, menguat kemarin setelah Presiden AS Donald Trump menarik kembali ancamannya untuk memecat ketua Federal Reserve dan tampaknya mengurangi pendiriannya terhadap Tiongkok.
Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan secara terpisah bahwa embargo de facto pada perdagangan AS-Tiongkok tidak berkelanjutan, tetapi AS tidak akan bergerak lebih dulu dalam menurunkan pungutannya lebih dari 100% pada barang-barang Tiongkok.
Pada hari Kamis, kenaikan Dolar tersebut telah terpuruk. Tiongkok mengatakan tidak ada negosiasi tentang ekonomi dan perdagangan dan mendesak AS untuk mencabut semua tindakan Tarif sepihak jika benar-benar ingin menyelesaikan masalah tersebut, membuat investor kurang lebih berada di tempat yang sama seperti sebelumnya dalam hal kejelasan.
Yen memimpin Penguatan, membuat Dolar turun 0,71% pada hari itu di 142,395, tetapi masih di atas angka 140 yang ditembus minggu lalu.
Franc Swiss, yang berada di sekitar level terkuatnya terhadap Dolar dalam lebih dari satu dekade sebagai akibat dari arus masuk safe haven yang besar bulan ini, naik, membuat mata uang AS turun 0,58% pada hari itu di 0,82565 franc.
Pound naik 0,53% menjadi $1,332. Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengatakan pada hari Kamis bahwa dia yakin Inggris dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat.
Sementara Bitcoin mengikuti Dolar yang lebih rendah, turun 0,84% pada hari itu menjadi $92.896. Sementara itu, koin meme Trump melonjak 33% semalam setelah promosi daring jamuan makan malam gala dengan presiden untuk 220 pembeli teratas koin. Koin itu masih hanya bernilai sekitar seperempat dari saat diluncurkan pada bulan Januari.(yds)
Sumber: Reuters
Reli Dolar AS Terpuruk saat Investor Abaikan Perubahan Sikap Trump
