Minyak Turun karena Kekhawatiran OPEC Melebihi Kemungkinan Pelonggaran Pajak Tiongkok

Harga Minyak turun setelah laporan Reuters bahwa beberapa anggota OPEC+ akan mengupayakan peningkatan produksi yang dipercepat sehingga membayangi perubahan optimis dalam pembicaraan perdagangan antara AS dan Tiongkok.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun sebanyak 3,4% hingga diperdagangkan di bawah $62 per barel. Laporan tersebut memperparah tekanan dari berita sebelumnya bahwa menteri energi Kazakhstan yang baru diangkat mengatakan negara tersebut tidak dapat mengurangi produksi di tiga proyek terbesarnya karena dikendalikan oleh perusahaan Minyak internasional besar.
Sementara Kazakhstan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari ini bahwa mereka berkomitmen untuk bekerja sama secara konstruktif dengan OPEC+.
Harga komoditas tersebut memangkas beberapa kerugian setelah laporan Wall Street Journal bahwa Tarif AS terhadap Tiongkok dapat dipotong lebih dari setengahnya dalam beberapa kasus. Menteri Keuangan Scott Bessent kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa Presiden Donald Trump belum menawarkan untuk menurunkan Tarif AS terhadap Tiongkok secara sepihak dan bahwa kesepakatan perdagangan penuh dengan Tiongkok mungkin memakan waktu dua hingga tiga tahun.
Komentar Trump sebelumnya bahwa ia tidak berencana memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell memicu reli saham dan memberikan pijakan bagi harga Minyak mentah.
Harga Minyak anjlok tajam bulan ini, menyentuh level terendah dalam empat tahun pada satu titik, didorong oleh kekhawatiran investor bahwa serangan Tarif dan pungutan balasan antara AS dan mitra dagang terbesarnya akan melemahkan permintaan Minyak mentah. Penurunan tersebut diperparah oleh keputusan aliansi OPEC+ untuk mengembalikan produksi dengan kecepatan yang lebih cepat dari perkiraan, yang menghidupkan kembali kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.
Langkah itu dirancang untuk menjaga agar produsen yang selalu kelebihan produksi seperti Kazakhstan tetap sejalan dengan target mereka, dan menteri energi Arab Saudi mengatakan pada saat itu kenaikan itu hanya akan menjadi “minuman pembuka” jika negara-negara tersebut tidak meningkatkan kinerja mereka.
Komentar menteri energi tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai apakah OPEC+ akan terus meningkatkan produksi yang lebih cepat dari perkiraan dalam beberapa bulan mendatang. Hal itu dapat menambah pasokan ke Pasar yang relatif kuat dalam jangka pendek, tetapi para analis secara luas memperkirakan akan terjadi kelebihan pasokan akhir tahun ini.(yds)
Sumber: Bloomberg