Harga Emas bergerak melemah pada perdagangan Rabu (17/9) pagi ini, tertekan oleh data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan konsumsi masih solid. Penurunan ini terjadi meskipun Pasar sebelumnya menaruh harapan pada pemangkasan suku bunga The Federal Reserve dalam waktu dekat faktor lainnya adalah aksi taking profit yang terjadi setelah harga dinilai telah naik jauh.
Laporan terbaru menunjukkan penjualan ritel AS bulan Agustus naik 0,6%, lebih tinggi dari ekspektasi. Sementara itu, Core Retail Sales juga mencatat peningkatan, menandakan belanja konsumen tetap kuat meski inflasi masih bertahan di atas target bank sentral.
Kondisi tersebut membuat investor kembali menimbang ulang prospek kebijakan moneter. Data belanja yang positif bisa mendorong The Fed untuk lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga, sehingga peluang kebijakan moneter tetap ketat dalam jangka pendek semakin besar.
Penguatan Dolar AS dan kenaikan imbal hasil Obligasi turut memperberat tekanan pada logam mulia. Dolar yang lebih kuat membuat Emas relatif lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sementara yield yang meningkat menambah beban opportunity cost memegang Emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Selain faktor fundamental, aksi ambil untung setelah reli panjang juga menjadi pemicu koreksi harga Emas. Sejumlah analis menilai pergerakan ini sebagai bentuk konsolidasi sehat menjelang keputusan penting FOMC pekan ini.
Meski jangka pendek Emas berpotensi tertekan, prospek jangka menengah tetap dipandang positif apabila The Fed benar-benar mulai melonggarkan kebijakan moneternya. Pasar kini menantikan sinyal terbaru dari Ketua The Fed Jerome Powell untuk mengukur arah pergerakan Emas berikutnya.(mrv)
Source : newsmaker.id
Emas Melemah Jelang FOMC, Investor Cermati Sinyal Powell
