Harga Perak (XAG/USD) masih mempertahankan kenaikan hari Jumat mendekati $32,30 selama jam perdagangan Eropa pada hari Senin (14/4). Logam putih tersebut menunjukkan kekuatan karena Dolar AS (USD) terus merosot di tengah perang dagang yang memanas antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, merosot mendekati 99,60.
Tiongkok telah menaikkan bea masuk atas produk-produk dari AS menjadi 125%, menyamai kenaikan Tarif timbal balik oleh Presiden Donald Trump sebagai tindakan balasan. Skenario seperti itu tidak menguntungkan bagi ekonomi AS, mengingat dampak Tarif yang lebih tinggi akan ditanggung oleh importir domestik. Peristiwa tersebut diperkirakan akan menyebabkan penurunan yang signifikan dalam daya beli rumah tangga dan perlambatan dalam alur kerja bisnis.
Meningkatnya perang dagang antara negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia juga telah menurunkan permintaan aset AS. Investor telah menjual Obligasi Treasury AS di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi AS. Selama jam perdagangan Eropa, imbal hasil Treasury AS 10 tahun telah jatuh lebih dari 1% tetapi masih 14% dari minggu lalu. Secara teoritis, imbal hasil Obligasi yang lebih tinggi mengurangi permintaan aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti Perak, tetapi meningkatnya ketegangan global telah memperkuat permintaan aset safe haven. (Arl)
Sumber: Fxstreet
Harga Perak Stabil Disaat Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas
