Yen Jepang (JPY) mengisi celah bullish mingguan yang terbuka terhadap mata uang Amerika di tengah kekhawatiran bahwa Tarif timbal balik AS yang lebih ketat dapat berdampak negatif pada ekonomi Jepang dan memaksa Bank of Japan (BoJ) untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil untuk sementara waktu. Namun, tanda-tanda inflasi yang meluas di Jepang membuat peluang kenaikan suku bunga BoJ lebih lanjut pada tahun 2025 tetap terbuka. Selain itu, lingkungan risk-off yang berlaku membantu safe haven JPY dalam menghentikan penurunan retracement intraday-nya.
Investor tetap khawatir bahwa Tarif timbal balik Presiden AS Donald Trump akan menghambat pertumbuhan ekonomi global. Selain itu, ketegangan geopolitik yang terus-menerus menyebabkan aksi jual yang berkepanjangan di Pasar ekuitas di seluruh dunia. Sementara itu, aliran anti-risiko, bersama dengan taruhan untuk pelonggaran kebijakan yang lebih agresif oleh Federal Reserve (Fed), terus menyeret imbal hasil Obligasi Treasury AS lebih rendah. Hal ini membatasi upaya pemulihan Dolar AS (USD) pada hari Jumat dan membatasi pasangan USD/JPY.
Pasar saham Asia dan saham berjangka AS anjlok pada awal minggu baru di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang meluasnya perang dagang global dan meningkatnya risiko resesi. Presiden AS Donald Trump Rabu lalu memberlakukan Tarif dasar 10% pada semua impor dan bea yang lebih tinggi pada beberapa mitra dagang terbesar negara itu. Sebagai tanggapan, Uni Eropa siap bergabung dengan Tiongkok dan Kanada dalam mengenakan Tarif pembalasan.
Investor mengurangi taruhan mereka untuk kenaikan suku bunga awal oleh Bank Jepang di tengah kekhawatiran bahwa Tarif AS yang lebih keras dari yang diharapkan dapat berdampak negatif pada ekonomi Jepang. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan Senin ini bahwa Tarif AS diperkirakan akan berdampak besar pada hubungan ekonomi Jepang-AS. Hal ini, pada gilirannya, gagal membantu Yen Jepang yang merupakan tempat berlindung yang aman untuk memanfaatkan kenaikan sesi Asia yang moderat.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengatakan pada Minggu malam bahwa negaranya akan terus menekan AS untuk menurunkan Tarif atas barang-barang Jepang, tetapi mengakui bahwa kemajuan tidak mungkin terjadi dalam semalam. Ishiba menambahkan bahwa ia bermaksud untuk menelepon Trump minggu ini dan juga menekankan pentingnya langkah-langkah dukungan domestik untuk sementara waktu. Namun, hal ini tidak terlalu memengaruhi para investor JPY.(newsmaker.id)
Sumber: fxstreet
Yen Jepang tetap menguat karena krisis global mendukung permintaan safe haven
