Dampak Konflik Iran-Israel, Berikut Saran Saham Energi Minyak

PT Rifan Financindo Berjangka – Menyusul peningkatan mendadak antara Iran dan Israel, bursa saham di Amerika Serikat mengalami penurunan yang signifikan. Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 1,8% dan ditutup di angka 42. 197,8, sedangkan SandP 500 mengalami penurunan 1,1% menjadi 5. 977,0.

Kepala Riset dan Ekonom Utama Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengamati bahwa guncangan pasar ini disebabkan oleh serangan militer besar dari Israel terhadap Iran pada hari Jumat, 13 Juni 2025, yang kemudian direspon oleh Iran. Permusuhan ini telah beralih dari operasi tersembunyi dan konflik proksi selama bertahun-tahun menjadi pertikaian militer secara langsung dengan tingkat intensitas yang tinggi.

Seperti biasanya ketika ada ketegangan di wilayah Timur Tengah, harga minyak mengalami kenaikan yang signifikan, dengan Brent crude melejit 7,3% menjadi USD 73,0 per barel. Permintaan terhadap aset-aset yang dianggap aman juga meningkat, yang menyebabkan harga emas naik 1,4% menjadi USD 3. 432 per troy ons.

“Kami memperkirakan fluktuasi dalam jangka waktu pendek hingga menengah akan tetap tinggi, dengan kemungkinan harga energi dan minat terhadap aset yang aman terus meningkat,” komentar Rully, yang dikutip pada hari Senin (16/6/2025).

Menurut Rully, situasi ini dapat menyebabkan keluarnya dana asing yang cukup besar dari bursa saham Indonesia. Hal ini terutama berlaku untuk saham-saham yang banyak dimiliki oleh investor asing seperti BMRI dan BBRI.

“Kami menyarankan untuk bersikap hati-hati terhadap saham Indonesia, dengan lebih memilih saham-saham yang berhubungan dengan minyak dan emas seperti MEDC, ANTM, dan MDKA,” ungkap Rully.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, termasuk serangan lanjutan Israel terhadap infrastruktur nuklir atau minyak Iran, kemungkinan respons Iran yang akan menargetkan Selat Hormuz, serta peluang untuk memulai kembali pembicaraan mengenai nuklir atau usaha untuk meredakan ketegangan.

Rekomendasi Saham MEDC, ELSA, hingga ANTM

Analis Ekuitas di PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi, menyatakan bahwa ketegangan antara Israel dan Iran menambah kekhawatiran mengenai kemungkinan terjadinya perang besar di kawasan Timur Tengah. Diperkirakan, negara-negara seperti Lebanon (melalui Hezbollah), Suriah, dan Yaman (Houthi) dapat terlibat jika ketegangan terus meningkat, di samping kemungkinan intervensi dari negara dengan kekuatan militer besar seperti Amerika Serikat.

“Karena itu, minggu ini PT Indo Premier Sekuritas memperkirakan IHSG akan mengalami penurunan dengan level dukungan di angka 6. 994 dan level perlawanan di 7. 239,” kata Imam dalam siaran persnya.

Sebagai tanggapan terhadap perubahan pasar yang akan sangat dipengaruhi oleh peningkatan ketegangan antara Israel dan Iran, PT Indo Premier Sekuritas memberikan rekomendasi beberapa saham yang sebaiknya diperhatikan:

Rekomendasi Lainnya

1. Buy MEDC (Entry 1400, Target 1500, Stop Loss <1360).

onflik antara Israel dan Iran menyebabkan lonjakan harga minyak di seluruh dunia, disebabkan oleh kekhawatiran akan hambatan dalam jalur distribusi melalui Selat Hormuz, yang merupakan rute esensial untuk ekspor minyak global.

Setiap hari, sekitar 20% dari total pasokan minyak dunia melewati Selat Hormuz. Negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, dan UEA sangat tergantung pada rute ini untuk mengirimkan minyak mentah ke pasar internasional di Asia, Eropa, dan Amerika.

Pada tahun 2019 dan 2020, ketika ketegangan antara Iran dan AS meningkat, harga minyak sempat melambung lebih dari 10% dalam waktu singkat akibat ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz.

2. Buy on Breakout ELSA (Entry 520, Target 545, Stop Loss <505).

Seperti MEDC, ELSA juga terimpact oleh konflik terkini. Pertikaian antara Israel dan Iran menyebabkan harga minyak global meningkat karena kekhawatiran akan gangguan di Selat Hormuz, jalur penting yang dilalui 20% pasokan minyak dunia setiap harinya. Negara-negara besar yang mengekspor minyak sangat tergantung pada selat ini.

3. Buy on Breakout ANTM (Entry 3350, Target 3600, Stop Loss <3240).

Konflik antara Israel dan Iran telah menyebabkan arus investasi yang aman meningkat. Goldman Sachs memperkirakan bahwa harga emas global akan mencapai USD 3. 700 per ons pada akhir tahun 2025. Sementara itu, BofA juga memperkirakan bahwa harga emas akan melesat ke area USD 4. 000 per ons dalam waktu satu tahun, dengan ketegangan di Timur Tengah sebagai faktor pendorong utama.

 

PT Rifan Financindo Berjangka – Gfr