PT Rifan Financindo Berjangka – Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat (11/8/2023) setelah inflasi Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari yang diharapkan.
Hal itu meningkatkan harapan pasar bisa melihat “soft landing” dalam upaya meredakan inflasi. Harga konsumen Juli naik 32 persen secara tahunan. Realisasi harga konsumen ini lebih rendah dari consensus ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 3,3 persen. Secara month-to-month, inflasi meningkat 0,2 persen, sejalan dengan prediksi. Demikian mengutip dari laman CNBC, Jumat pekan ini.
Laporan itu juga menyebutkan rata-rata penghasilan mingguan tetap bulan lalu, sehingga sebagai tanda positif lainnya. Namun, tingkat inflasi inti yang hapus harga makanan dan energi, berada di 4,7 persen yang merupakan level terendah sejak Oktober 2021 dan lebih rendah dari perkiraan 4,8 persen.
Di Asia, indeks ASX 200 Australia sedikit di atas garis mendatar. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,34 persen dan indeks Kosdaq bertambah 0,11 persen. Sedangkan bursa saham Jepang libur.
Indeks Hang Seng futures berada di posisi 19.292, menunjukkan pembukaan perdagangan yang lebih kuat dibandingkan penutupan indeks Hang Seng sebelumnya 19.248,26.
Di wall street, tiga indeks acuan menguat seiring inflasi mereda. Indeks Dow Jones menanjak 0,15 persen. Indeks S&P 500 bertambah 0,03 persen dan indeks Nasdaq naik 0,12 persen.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura telah memangkas prediksi pertumbuhan Singapura menjadi 1,5 persen pada 2023, turun dari perkiraan sebelumnya 2,5 persen.
Singapura mencatat pertumbuhan year-on-year 0,5 persen pada kuartal II 2023, melanjutukan pertumbuhan dari kuartal sebelumnya 0,4 persen. Angka itu direvisi turun dari perkiraan awal 0,7 persen yang dirilis pada Juli. Ekonomi Singapura sedikit tumbuh 0,1 persen kuartal per kuartal, dari sebelumnya kontraksi 0,4 persen pada kuartal I 2023.
IHSG Ditutup Hijau, Mengekor Keperkasaan Bursa Kawasan Asia
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 18,17 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.893,28. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,18 poin atau 0,12 persen ke posisi 966,48.
“IHSG di akhir perdagangan ditutup menguat di tengah tekanan pasar membayangi perdagangan hari ini. Dari eksternal, dimana pasar tampaknya masih dipengaruhi kondisi ekonomi China, pasar terus menilai prospek ekonomi di China setelah data terbaru memberikan kekhawatiran deflasi,“ sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya melansir Antara di Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Namun demikian, pasar berspekulasi optimis pemerintah dan Bank Sentral China akan meluncurkan langkah-langkah stimulus tambahan untuk mendorong perekonomian mereka.
Sementara itu, Pemerintahan Joe Biden berencana mengeluarkan pembatasan baru pada investasi Amerika Serikat (AS) pada industri maju tertentu di China, sehingga pembatasan tersebut membuat Pemerintah China semakin marah terhadap Pemerintah AS.
Dengan demikian, pasar khawatir perselisihan kedua negara besar tersebut terus memanas di saat ketidakpastian ekonomi global.
Sementara itu, dari dalam negeri, Bank Indonesia memprediksi Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juli 2023 sebesar 212,7 atau turun 4,5 persen month on month (mom) dari 222,9 pada bulan sebelumnya.
Namun demikian, pasar menilai proyeksi tersebut masih menunjukkan pertumbuhan, meskipun mengalami perlambatan yang dikarenakan faktor musiman selama Juli 2023, sehingga masih dalam batas normal.
Penutupan Wall Street pada 10 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 10 Agustus 2023. Indeks Dow Jones melesat didorong saham Disney usai rilis laba.
Selain itu, pengumuman inflasi menunjukkan pertumbuhan inflasi year-over-year sedikit lebih rendah dari yang diharapkan. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 52,79 atau 0,15 persen menjadi 35.176. Indeks S&P 500 menguat tipis 0,03 persen menjadi 4.468,83. Indeks Nasdaq mendaki 0,12 persen menjadi 13.737,99.
Tiga indeks acuan tersebut naik lebih dari 1 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Dow Jones sempat naik lebih dari 450 poin. Meski naik pada perdagangan Kamis, indeks Nasdaq dan S&P 500 melemah pada pekan ini masing-masing 1,2 persen dan 0,2 persen. Sedangkan indeks Dow Jones naik 0,3 persen.
Di sisi lain, indeks harga konsumen pada Juli 2023 yang naik 3,2 persen secara tahunan. Realisasi indeks harga konsumen lebih rendah dari konsensus ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 3,3 persen.
Secara month-to-month, inflasi naik 0,2 persen sejalan dengan perkiraan. Laporan itu juga menyebutkan rata-rata penghasilan tetap pada bulan lalu.
Namun, laporan tersebut memiliki beberapa indikasi inflasi. Tidak termasuk makanan dan energi, inflasi inti naik 4,7 persen secara tahunan, jauh di atas target the Fed 2 persen. Inflasi utama berada di atas tingkat tahunan 3 persen pada Juni 2023.
“Secara keseluruhan, ini dibangun di atas harapan pasar seputar potensi soft landing. Ini adalah angka inflasi yang menggembirakan untuk pasar dan harapan the Fed,” ujar Portfolio Strategist Global X, Michelle Cluver.
Saham Disney Melonjak
Sementara itu, saham Disney naik 4,9 persen dan catatkan kinerja terbaik di indeks Dow Jones setelah mengumumkan kenaikan harga langganan Disney+ untuk bebas iklan.
Pada Rabu malam, raksasa media itu juga merilis laba per saham yang mengalahkan harapan. Saham Wynn Resorts naik 2,6 persen dan laporan lebih baik dari perkiraan.
Di sisi lain, lebih dari 90 perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba kuartalan pada Kamis pagi waktu setempat.
Sementara itu, sektor saham layanan komunikasi mengunggungli S&P 500 dengan naik 0,8 persen. Sedangkan indeks S&P 500 naik 0,3 persen.
Saham Capri Holdings, Alarm.com Holdings, dan QuinStreet memimpin sektor saham layanan komunikasi dengan kenaikan masing-masing 55,6 persen, 23,6 persen dan 19,2 persen.
Selain itu, saham Ebix, Wolverine World Wine, FutureFuel menjadi beban di pasar dengan masing-masing turun 20 persen. Adapun dari 11 sektor saham di S&P 500, saham real estate mencatat kinerja buruk dengan susut 0,2 persen.
PT Rifan Financindo Berjangka – Gfr